Sabtu, 29 Maret 2014

Penalaran Induktif

proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan/simpulan umum.

Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik simpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati tersebuT.


Analogi

Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
Tujuan Analogi :
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi


Kausal

Kausal adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.

Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a. Sebab ke akibat
b. Akibat ke sebab
c. Akibat ke akibat


Penalaran Induktif (Hipotesis dan Teori)

Hipotesis adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain secara lebih lanjut. Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.


Sumber:
- http://febrihidayatullah.wordpress.com/2013/03/29/penalaran-induktif/

Jumat, 21 Maret 2014

Penalaran Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus sehingga dapat ditarik kesimpulan dari pernyataan tersebut
Di dalam penalaran deduktif terdapat 3 macam silogisme dan entimen, yaitu:

1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.

Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum
Premis khusus
Premis simpulan
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor (umum), dan predikat simpulan disebut term minor (khusus).

Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
Umum    : Semua mamalia menyusui
Khusus  : Kangguru adalah mamalia
K  : Kangguru adalah mamalia yang menyusui


2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis khususnya membenarkan anteseden (syarat), simpulannya membenarkan konsekuen (akibat). Bila khususnya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :
Umum : Jika CO2 terlalu banyak, kualitas udara akan memburuk.
Khusus : CO2 terlalu banyak.
K          : Jadi, kualitas udara memburuk.


3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis khususnya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh
Umum : Saya sedang berolahraga atau istirahat.
Khusus : Saya sedang istirahat.
K          : Jadi, saya tidak berolahraga.


Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:
– Susi menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam kuis itu.
– Anda telah memenangkan kuis ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.



Sumber:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
- http://dizly.wordpress.com/2011/02/28/definisi-penalaran-deduktif/

Senin, 17 Maret 2014

Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir dengan mengumpulkan bukti, fakta atau petunjuk untuk mencari sebuah kesimpulan.


Dalam penalaran ada dua jenis metode yaitu induktif dan deduktif


Metode Induktif

1. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:

- Manusia dapat tumbuh tinggi
  Hewan dapat tumbuh besar
  Tumbuhan dapat tumbuh tinggi
  Kesimpulan: Makhluk hidup dapat tumbuh


Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.




PROPOSISI

adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.




Inferensi dan Implikasi

Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi  dari  fakta  yang  diketahui.

Implikasi itu artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.




Wujud Evidensi

Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.



Cara menguji data :

Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.

Terdapat 3 cara untuk menguji data.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas


Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama. Kemudian penulis harus melakukan penilaian kedua dari semua fakta tersebut untuk mendapatkan kesimpulan akhir yang meyakinkan




Cara Menilai Autorisasi
Untuk menilai suatu autoritas, dapat memilih beberapa pokok berikut :
a. Tidak mengandung prasangka.
b. Pengalam dan pendidikan autoritas
c. Kemashuran dan presite
d. Khorensi dengan kemajuan



sumber:
- http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
- http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/01/pengertian-proposisi/
- http://nabella2326.blogspot.com/2012/03/inferensi-dan-implikasi.html
- http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
- http://irvan-caraka.blogspot.com/