Rabu, 21 Mei 2014

Kutipan, Daftar Pustaka, Catatan Kaki, Ketentuan Penulisan Judul dan Bibliografi

KUTIPAN


Pengertian:

Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.


Tujuan:

Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan


Fungsi Kutipan

Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.


Jenis Kutipan

a. Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi



DAFTAR PUSTAKA


Pengertian

Daftar pustaka merupakan sebuah halaman yang bisa dibilang adalah halaman yang wajib ketika membuat buku atau karya tulis, hampir semua karya tulis selalu mencatumkan daftar pustaka diakhir karangannya, hal ini dibuat untuk mempermudah pembaca yang ingin meninjau lebih jauh tentang apa yang sudah ditulis, selain itu bisa juga sebagai acuan untuk melakukan pengecakan apakah sudah sesuai dengan buku yang tertera dalam daftar pustaka.

Bila dilihat dari segi bahasa, daftar pustaka memiliki pengertian sebagai suatu daftar yang didalamnya mencatumkan nama pengarang, judul buku, penerbit, tahun terbit dan hal-hal lainnya yang terkait, penempatannya berada pada bagian akhir sebuah karangan atau buku dan susunannya diurutkan berdasarkan abjad.


Fungsi

Dari uraian singkat diatas mungkin ada sudah sedikit memahami apa itu yang dinamakan dengan daftar pustaka, sebelum kita melanjutkan sesuai tengan tema kita hari ini yakni contoh daftar pustaka yang baik dan benar, ada baiknya kita jelaskan terlebih dahulu apa saja fungsi Daftar Pustaka.

Beberapa fungsi adanya daftar pustaka dalam sebuah karya tulis diantaranya adalah sebagai berikut :

Untuk memberitahu kepada pembaca bahwa apa yang telah ditulis bukan hanya didapat dari pemikiran sendiri namun juga mengambil dari pemikiran orang lain yang telah ditulis dalam buku yang tercantum dalam daftar pustaka

Bagi pembaca yang ingin menelaah lebih jauh tentang pernyataan yang telah ditulis dalam karya tulis yang dibuat maka bisa secara langsung mencarinya dari daftar buku yang telah ditambahkan.

Untuk memberikan penghargaan kepada penulis buku yang tercantum sehingga dari pemikirannya terselesaikanlah sebuah karya tulis.

Penulis akan dipandang lebih profesional ketika mencatumkan daftar pustaka.


Unsur

Dalam menuliskan daftar pustaka ada beberapa hal penting yang sebaiknya anda ketahui, termasuk juga unsur-unsur dalam yang harus ada dalam penulisan daftar pustaka, unsur-unsur tersebut yakni

Nama pengarang
Judul buku/artikel
Data publikasi (penerbit, tempat terbit (tahun terbit, edisi buku)


Petunjuk umum penulisan daftar pustaka adalah :

a. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir karya tulis di halaman tersendiri.
b. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
c. Nama penulis diurutkan secara alfabetis, setelah nama dibalik (kecuali nama Tionghoa atau yang terdiri satu kata).
d. Tiap sumber bacaan ditulis dengan jarak spasi rapat.
e. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lain ditulis dangan jarak dua spasi.
f. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap sumber harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997:222).



CATATAN KAKI


Pengertian

Catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang di tempatkan pada kaki halaman karangan yang  bersangkutan (Gorys Keraf, 1994:193). Catatan kaki dapat berupa rujukan bahan penulisan yang dijadikan sumber dan dapat pula berupa keterangan tambahan.


Fungsi

a. Catatan kaki yang berupa referensi

1) Fungsi akademis
· memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian ,
· pembuktian (rujukan) kutipan naskah ,
· memperluas makna informasi bahasan dalam naskah ,
· penunjukan adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri kebenaran faktanya ,
· menunjukkan objektivitas kualitas karangan ,
· memudahkan penilaian sumber data ,
· memudahkan pembedaan data pusaka dan keterangan tambahan ,
· mencegah pengulangan penulisan data pustaka ,
· memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi,
· memudahkan penyuntingan data pustaka , dan
· menunjukkan kualitas kecerdasan akademis penulisnya

2) Fungsi Etika (moral)
· pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi ,
· menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi ,
· menunjukkan kecermatan yang lebih akurat ,
· menunjukkan etika dan kejujuran intelektual , bukan plagiat , dan
· menunjukkan kesantunan akademis penulisnya.


b.      Catatan kaki berupa keterangan tambahan:

1) Memberikan penjelasan (keterangan) tambahan ,
2) Memperjelas konsep , istilah , definisi , komentar , atau uraian tambahan tanpa mengganggu  proses pemahaman uraian ,
3) Tidak mengganggu fokus analisis atau pembahasan ,
4) Meningkatkan kualitas karangan ,
5) Mempertinggi nilai estestika.


Tempat catatan kaki

1) Catatan kaki dan uraian pada halaman yang sama pada bagian bawah digunakan dalam skripsi , tesis , disertasi , buku , atau karangan ilmiah  formal lainnya.
2) Catatan kaki pada akhir bab di gunakan untuk karangan populer.
3) Catatan kaki pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang berbentuk artikel umtuk surat kabar , jurnal , majalah , laporan yang tidak menggunakan pembagian bab , atau esai dalam buku kumpulan esai.

Yang butuh diperhatikan di dalam tata langkah penulisan catatan kaki :

1. catatan kaki mesti dipisahkan oleh sesuatu garis yang panjangnya empat belas ciri-ciri dari margin kiri serta berjarak empat spasi dari teks.
2. catatan kaki diketik berspasi satu.
3. diberi nomor.
4. nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam cii-ciri dari margin kiri.
5. bila catatan kakinya kian lebih satu baris maka baris ke-2 serta setelah itu diawali layaknya margin teks biasa ( pas pada margin kiri ).
6. bila catatan kakinya kian lebih satu maka jarak pada satu catatan dengan catatan yang lain yaitu sama juga dengan jarak spasi teks.
7. jarak baris paling akhir catatan kaki terus 3 cm dari tepi kertas sisi bawah.
8. info yang panjang tidak bisa dilangkaukan ke halaman selanjutnya. tambah baik potong 9. catatan asli dari pada memotong catatan kaki.
10. bila info yang sama jadi berurutan (contohnya info nomer 2 sama juga dengan nomer 3, cukup catatkan kata ibid dari pada mengulang-ulang info catatan kaki.
11. bila ada info yang sama namun tidak berurutan, berikanlah info op. cit., lih kali x adalah nomer info pada mulanya.
12.bila info layaknya opcit namun berisi info perihal artikel, pakai loc. cit.
13.untuk info mengenai referensi artikel atau buku spesifik, penulisannya serupa daftar pustaka, namun nama pengarang tidak dibalik.


Contoh catatan kaki

agar lebih mengerti layaknya apa perumpamaan catatan kaki, maka dibawah ini bisa diberikan beberapa perumpamaan catatan kaki yang di ambil website ( situs (blog) ) karo cyber dari bermacam sumber. perumpamaan catatan kaki ini ditujukan agar anda lebih mengerti lagi tentang bagaimana sistematika penulisan catatan kaki yang baik dan benar.

………………………………………………………

1 ) taufiq ismail, membaca puisi, taman ismail marzuki, 30-31 januari 1980.
2 ) kompas, 25 mei 1981.

tersebut disini contoh catatan kaki yang lain :

…………………………………………………

2 ratna wilis dahar, teori-teori belajar ( jakarta : depdikbud, 1988 ), perihal. 18.
3 nurhadi, membaca cepat serta efisien ( bandung : cahaya baru, 1986 ), perihal. 25
4 ibid., perihal. 15
5 ratna wilis dahar, op. cit., perihal. 17



KETENTUAN PENULISAN JUDUL


Menulis judul suatu karangan adalah termasuk dalam hal penggunaan huruf kapital (besar). Ketentuan pemakaian huruf kapital dalam penulisan judul karangan diatur berdasarkan Keputusan Mendikbud RI, Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, Edisi Kedua Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Ketentuan menulis judul karangan di dalam nama buku, majalah, surat kabar diatur sebagai berikut :

(1) Semua huruf pertama setiap kata ditulis menggunakan huruf kapital.
(2) Untuk kata ulang yang berupa kata ulang sempurna, semua unsur kata ulang ditulis dengan huruf awal berupa huruf kapital. Untuk kata ulang tidak sempurna/berimbuhan, kata pertama ditulis dengan huruf awal berupa huruf kapital dan kata kedua ditulis dengan huruf awal berupa huruf kecil.
(3) Kata-kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk ditulis dengan huruf awal berupa huruf kecil, kecuali bila pada posisi awal kalimat menggunakan huruf awal berupa huruf kapital.
(4) Kalimat judul tidak menggunakan garis bawah.
(5) Kalimat judul tidak diakhiri tanda baca titik.
(6) Menghindari judul kalimat yang diawali dengan angka atau bila diperlukan – angka diganti dengan kata.


Contoh :

- Salah
1. Saya sudah membaca buku Dari Ave Mari Ke Jalan Lain Ke Roma.
2. Keberhasilan desaku dimuat pada Radar Kediri dengan judul Prestasi Dari Pinggiran.
3. Bacaan majalah Bahasa Dan Sastra.
4. Adik berhasil menyelesaikan karangan yang diberi judul Prestasiku Bersinar-Sinar.
5. Buku Kumpulan Sajak-sajak Cairil Anwar sedang dipinjam murid.
6. Bacalah koran halaman satu yakni Barang Bukti ditemukan di Sawah.
7. 4 Kawanan Perampok Ditangkap

- Benar
1. Saya sudah membaca buku Dari Ave Mari ke Jalan Lain ke Roma.
2. Keberhasilan desaku dimuat pada Radar Kediri dengan judul Prestasi dari Pinggiran.
3. Bacaan majalah Bahasa dan Sastra.
4. Adik berhasil menyelesaikan karangan yang diberi judul Prestasiku Bersinar-sinar.
5. Buku Kumpulan Sajak-Sajak Cairil Anwar sedang dipinjam murid.
6. Bacalah koran halaman satu yakni Barang Bukti Ditemukan di Sawah.
7. Empat Kawanan Perampok Ditangkap.



BIBLIOGRAFI 


Menurut Gorys Keraf (1997:213) yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam, bibliografi mungkin tidak penting artinya. Tetapi bagi seorang sarjana, seorang calon sarjana atau seorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hal yang sangat penting.

Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu, para sarjana atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.


Unsur-Unsur Bibliografi 

Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan bibiografi itu, tiap penulis harus mengetahui pokok-pokok mana yang harus dicatat. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah:
(1) Nama pengarang
(2) Judul Buku
(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dll.
(4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor dan tahun.


Bentuk Bibliografi 

Cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua bahan referensi, tergantung dari sifat bahan referensi itu. Cara menyusun bibliografi untuk buku agak berlainan dengan majalah, dan majalah agak berlainan dengan surat kabar, serta semuanya berbeda pula dengan cara menyusun bibliografi yang terdiri dan manuskrip-manuskrip yang belum diterbitkan, seperti tesis dan disertasi. Walaupun terdapat perbedaan antara jenis-jenis kepustakaan itu, namun ada tiga hal yang penting yang selalu harus dicantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi.

Petunjuk umum penulisan daftar pustaka adalah :
a. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir karya tulis di halaman tersendiri.
b. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
c. Nama penulis diurutkan secara alfabetis, setelah nama dibalik (kecuali nama Tionghoa atau yang terdiri satu kata).
d. Tiap sumber bacaan ditulis dengan jarak spasi rapat.
e. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lain ditulis dangan jarak dua spasi.
f. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap sumber harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys Keraf, 1997:222).

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
1) Nama Pengarang.
a. Penulisan nama pengarang sebuah buku dengan seorang pengarang.
- Nama Pengarang hanya terdiri dari satu kata tidak dibalik.
- Nama pengarang lebih dari satu kata, maka nama terakhir ditulis lebih dulu kemudian diikuti nama pertama, kemudian data publikasi buku.
- Nama-nama asing banyak yang ditulis menyimpang dari aturan lazim yang berlaku. Contoh penulisan nama asing yang benar adalah:
Nama Cina : Tan May Lie ditulis Tan M.L
Nama Vietnam : Nguyen Cao Ky ditulis Nguyen-Cao-Ky
Nama Hongaria : Farkas Karoly ditulis Karoly, Farkas
Nama India : B.C. Das Gupta ditulis Das Gupta, B.C.
Nama Perancis : V. du Barry ditulis du Barry, V.
Nama Belanda : N.M. van Straalen ditulis Van Straalen, N.M.
Nama Jerman : Carl von Schmidt ditulis Von Schmidt, C.
Nama Arab : Ali Abdul Aziz ditulis Abdul Aziz, Ali
Nama Anglo Saxon : John Doe, Sr. Ditulis Doe J, Sr.
- Penulisan nama tidak memakai gelar akademis, seperti Prof. Dr. Ir. atau M.Sc atau pangkat kemiliteran: Jenderal, Laksamana, atau sebutan lain seperti Presiden, Menteri, dan sebagainya.
- Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, nama komisi atau lembaga itu dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
- Jika tidak ada nama pengarang, dapat diganti dengan “Anonim” atau “_____” dan diurutkan berdasarkan judul buku.
Contoh :

Depdikbud. 1988. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia I untuk SMU. Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

b. Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
- Nama pengarang kedua tidak dibalikkan. Dalam hal-hal lain ketentuannya sama dengan nomor a.
- Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum pada halaman judul buku, tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh :

Oliver, Robert T. and Rupert L. Cortright. 1958. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and Company, Inc.

c. Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang (tiga pengarang atau lebih).
- Hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
- Untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya, digunakan singkatan dkk.
Contoh :

Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum. Bandung: Angkasa.


2) Tahun Terbit.
Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang, dipisahkan dengan tanda titik.

3) Judul Buku.
Judul buku harus digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal dari kata yang merupakan bagian dari judul buku diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.

4) Tempat Terbit.
Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.

5) Penerbit.
Nama penerbit ditulis sesudah tempat terbit, dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan tanda titik.

6) Penulisan data pustaka dari buku yang pada edisi berikutnya mengalami perubahan.
a. Jika buku yang digunakan sebagai acuan mengalami perubahan pada edisi-edisi berikutnya, biasanya ditambah keterangan rev. ed. (revise edition=edisi yang diperbaiki) di belakang judul buku. Keterangan mengenai edisi yang diperbaiki ini bisa tidak ditulis, asal disebutkan periode pencetakannya. Keterangan mengenai cetakan dipisahkan dengan tanda titik.
b. Tahun penerbitan yang harus ditulis adalah tahun cetakan dari buku yang dipakai.
Contoh :

Ramlan, M. 1983. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Cet. ke-3. Yogyakarta: Karyono.

Gleason, H.A. 1961. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed. New York: Holt. Rinehart and Winston.

7) Penulisan data pustaka dari buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih.
a. Angka jilid ditempatkan sesudah judul, dipisahkan dengan tanda titik dan selalu disingkat.
b. Untuk penerbitan Indonesia biasa digunakan singkatan Jil. atau Jld.
Contoh :

Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. 2 Jil. Yogyakarta: Kanisius.





Sumber:

  • http://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/
  • http://contohsuratku.com/contoh-daftar-pustaka-yang-baik-dan-benar/
  • http://miracledy.wordpress.com/2014/05/21/kutipan-daftar-pustaka-catatan-kaki-ketentuan-penulisan-judul-dan-bibliografi/#more-379
  • http://renyalda.blogspot.com/2009/04/2.html